Widget HTML #1

Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri, Kaidah Kebahasaan dan Contoh Teks Pantun

Pengertian,-Struktur,-Ciri-Ciri,-Kaidah-Kebahasaan-dan-Contoh-Teks-Pantun

Pada jenjang SMA atau sederajat, tepatnya kelas XI, materi yang akan kamu pelajari setelah teks cerpen adalah teks pantun.

Pada artikel kali ini kita akan belajar tentang teks pantun. Tahukah kamu apa itu teks pantun atau yang lebih sering disebut dengan pantun? Saya yakin kamu pasti sudah tahu karena pada saat SMP juga materi ini sudah pernah dibahas. 

Tapi, apakah kamu tahu pengertian, struktur, ciri-ciri hingga kaidah kebahasaan dari teks pantun ini?

Oleh karena itulah artikel ini dibuat, agar kamu bisa lebih menguasai dan memahami materi tentang pantun mulai dari pengertian, struktur, ciri-ciri, sampai kaidah kebahasaannya. 

Admin juga akan memberikan bonus berupa 3 contoh teks pantun pada akhir artikel ini.

Pantun juga menjadi salah satu materi yang menarik untuk dipelajari walaupun isinya lebih singkat dibandingkan dengan materi teks yang lain, seperti teks berita yang jauh lebih panjang baik isi dan materinya.

Selain itu, dengan mempelajari pantun kita juga bisa melatih pembendaharaan kosakata Bahasa Indonesia kita, karena kita dituntut untuk memiliki dan menguasai berbagai macam kosakata Bahasa Indonesia agar pantun yang kita buat jauh lebih menarik dan terkesan hidup. 

Pengertian Pantun

Pantun adalah puisi lama yang populer hingga kini dan tidak lekang oleh waktu. Pantun memiliki 4 larik (baris) dalam 1 bait. Dan pantun memiliki sajak a-b-a-b. 

Istilah "pantun" sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu tuntun, yang memiliki arti mengatur atau menuntun. Disamping memiliki bunyi yang indah, pantun memiliki nilai-nilai pelajaran berharga yang bisa diambil. 

Pada zaman dulu, pantun biasa diungkapkan dalam bentuk lisan, namun seiring perkembangan zaman hingga sekarang pantun berubah menjadi bentuk tulisan.

Struktur Pantun 

Sekarang, kita akan mempelajari pokok bahasan dari artikel kali ini, yaitu struktur pantun. Teks pantun dibedakan menjadi 3 berdasarkan strukturnya, yaitu pantun biasa, pantun karmina, dan pantun talibun. Berikut penjelasan lengkapnya. 

Struktur Teks Pantun Biasa

Teks pantun biasa adalah pantun yang biasa kita jumpai dan mungkin sering kita bacakan. Struktur dari teks pantun biasa ada 2, yaitu: 

  • Sampiran. Sampiran pada teks pantun biasa terletak dibaris 1 dan 2. Sampiran ini fungsinya untuk membentuk rima dan biasanya kalimat yang ada pada bagian struktur sampiran tidak memiliki arti atau bersifat konotatif dan tidak ada hubungannya dengan bagian struktur isi meskipun ada sebagian yang memiliki hubungan dengan isinya. 

  • Isi. Dan struktur isi terletak pada baris 3 dan 4. Dan sesuai dengan namanya, struktur isi pada teks pantun berisi pesan atau isi utama dari pantun tersebut. 

Struktur Teks Pantun Karmina

Teks pantun karmina berbeda dengan teks pantun biasa. Teks pantun karmina hanya memiliki 2 baris, yaitu sampiran dan isi. Pola dari teks pantun ini adalah a-a. 

Struktur Teks Pantun Talibun 

Dan yang terakhir ada teks pantun talibun. Teks pantun talibun menjadi teks pantun yang memiliki struktur paling banyak dimana teks pantun ini terdiri dari 6 baris dan berikut strukturnya: 

  • Sampiran 
  • Sampiran 
  • Sampiran 
  • Isi 
  • Isi 
  • Isi 

Ciri-Ciri Pantun 

Selain itu, pantun juga memiliki ciri-ciri dimana ciri-ciri ini dibedakan menjadi dua berdasarkan baris yang ada pada pantun tersebut. 

Berikut penjelasan singkatnya. 

Ciri-Ciri Pantun 4 Baris 

  • Satu bait terdiri dari 4 baris 

  • Baris 1 dan 2 merupakan sampiran atau pembayang 

  • Baris 3 dan 4 merupakan isi 

  • Satu baris terangkai dari 4-6 kata 

  • Satu bait terdiri dari 8-12 suku kata 

  • Bersajak a-a-a-a atau a-b-a-b 

Ciri-Ciri Pantun 2 Baris 

  • Baris: Satu bait terdiri dari dua baris 

  • Jumlah kata: Satu baris terdiri dari 4-6 kata 

  • Jumlah suku kata: Satu baris terdiri dari 8-12 suku kata 

  • Pola Sajak: Polanya a-a 

  • Sampiran: Baris pertama adalah sampiran 

  • Isi: Baris kedua adalah isi.

Kaidah Kebahasaan Pantun 

Kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan yang ada pada teks pantun berbeda dengan kaidah kebahasaan teks cerpen. 

Didalam teks pantun, setidaknya ada 4, yaitu diksi, bahasa kiasan, imaji dan bunyi. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjelasan berikut ini.

Diksi 

Diksi adalah pemilihan kata dalam pantun. Dengan adanya diksi atau pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan ungkapan gagasan pokoknya, maka akan tercipta sebuah efek tertentu seperti yang diharapkan oleh pelantun pantunnya. 

Bahasa Kiasan 

Sesuai dengan namanya, bahasa kiasan adalah bahasa yang digunakan oleh pelantun untuk menyampaikan pesan atau maknanya secara tidak langsung. Biasanya bahasa kiasan berupa sebuah peribahasa atau ungkapan tertentu. 

Imaji 

Imaji adalah penggambaran atau gambaran yang ingin diciptakan oleh sang pelantun terhadap pendengar pantun secara tidak langsung. 

Imaji dibagi menjadi 3, yaitu imaji visual atau penggambaran melalui apa yang dilihat, imaji auditif atau penggambaran melalui apa yang didengar dan yang terakhir adalah imaji taktil atau penggambaran melalui apa yang dirasa. 

Bunyi 

Dan kaidah kebahasaan pantun yang terakhir adalah bunyi. Bunyi akan muncul dari hasil diksi, bahasan kiasan, dan imaji yang diciptakan terlebih dahulu. 

Dengan adanya bunyi akan menghasilkan rima (rhyme) dan ritme (rhytm). Rima adalah unsur pengulangan bunyi yang ada pada pantun. Sementara ritme adalah bagaimana turun naiknya suara secara teratur. 

Selain itu, bunyi juga berfungsi agar pelantun dan pembaca bisa mengingat serta mengaplikasikan pesan moral yang terkandung dalam teks pantun tersebut. 

Contoh Teks Pantun 

Itu dia di atas ringkasan materi teks pantun. Sesuai dengan janji admin, disini admin akan memberikan bonus berupa 3 (tiga) contoh teks pantun yang berguna sebagai bahan ajar bagi kamu, atau kamu juga bisa menggunakan pantun dibawah ini sebagai media untuk mencari struktur, ciri-ciri dan kaidah kebahasaannya berdasarkan penjelasan di atas. 

Dan berikut ini 3 (tiga) contoh teks pantun:

Si Asih masih sibuk makan 
bakwan malang jadi santapan 
Udara bersih jadi kebutuhan 
Tapi sayang sulit didapatkan 
Sarapan sambil baca koran 
baca berita tentang batu apung 
Bayangkan jika tidak ada hutan 
banyak air siapa yang menampung 
Buat jalan di hutan belukar 
pohon ambruk jadi tontonan 
Hutan bukan untuk dibakar 
tapi untuk sumber kehidupan

Semoga bermanfaat.

Terimakasih.

Post a Comment for "Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri, Kaidah Kebahasaan dan Contoh Teks Pantun "