Widget HTML #1

Contoh LK 3 - PRO 1 Sesi 3 Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI

Contoh LK 3 - PRO 1 Sesi 3


Tukang Ketik - Contoh LK 3 - PRO 1 Sesi 3 Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI  adalah judul dari tulisan ini.

Contoh LK 3 - PRO 1 Sesi 3 Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI akan Admin bagikan kepada Anda semua sebagai bahan referensi tambahan.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah Pengembangan Kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan bertahap, berkelanjutan (Peraturan Menteri Agama No. 38 Tahun 2018).

Adapun persyaratan untuk mengikuti PPKB - GPAI adalah sebagai berikut:

  • Guru Pendidikan Agama Islam

  • Terdata pada Aplikasi EMIS dan SIAGA

  • Telah Mengikuti Pemetaan Kompetensi secara Online (PK Online)


Berikut di bawah ini Admin akan membagikan Contoh LK 3 - PRO 1 Sesi 3 Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI :

Elemen Al-Qur'an Hadits

Ontologi

Ontologi yang didalam Al-Qur'an merupakan hakikat wujud dan hakikat kebedaran yang ada di dalam Al-Qur'an. Hakikat yang hakiki yang di dalam Al-Qur'an ada wujud fisik yaitu kitab Al-Qur'an dan metafisika dari teks yaitu konteks. 

Ontologi dalam Al Qur'an ada dua realitas yaitu realitas fisik kedua realitas metafisika.

Epistemologi

Epistemologi Qur'ani berarti suatu konstruksi pengetahuan yang mengantarkan dalam mengetahui realitas sebagaimana Al Qur'an memahaminya, sebagai upaya untuk ikut memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia dewasa ini.

Aksiologi

Aksiologi dalam filsafat ilmu berbicara tentang kegunaan dari sebuah ilmu. 

Untuk apa ilmu itu dipelajari ? 

Apa nilai manfaat buat kehidupan manusia ?

Maka aksiologis ‘ulûm al-Qur’an tidak terlepas dari tujuan Al-Qur’an itu sendiri. 

Al-Qur'an seperti diyakini kaum muslim merupakan kitab hidayah, petunjuk bagi manusia dalam membedakan yang haq dengan yang batil. 

Dalam berbagai versinya Al-Qur'an sendiri menegaskan beberapa sifat dan ciri yang melekat dalam dirinya, di antaranya bersifat transformatif. 

Yaitu membawa misi perubahan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan (Zhulumât) di bidang akidah, hukum, politik, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain kepada sebuah cahaya (Nûr) petunjuk Ilahi untuk menciptakan kebahagiaan dan kesentosaan hidup manusia, dunia-akhirat. 

Dari prinsip yang diyakini kaum muslim inilah usaha-usaha manusia muslim dikerahkan untuk menggali format-format petunjuk yang dijanjikan bakal mendatangkan kebahagiaan bagi manusia.

Elemen Akidah

Ontologi

Adapun yang dimaksud dengan ontologi Aqidah adalah sistem keyakinan yang sarat dengan nilai-nilai ketuhanan yang substansinya sebagai nilai kebenaran mutlak, menjadi panduan dalam bersikap dan mengatur pandangan hidup bagi setiap pribadi muslim.

Epistemologi

Dalam buku ‘Al-‘Aqaid an-Nasafiyah’ misalnya, adalah di antara buku akidah yang menjadi pegangan bagi ahlus-sunnah wal-jamaah

Buku itu sudah membicarakan apa yang hari ini disebut sebagai epistemologi. ‘Haqaaiq al-asy’ya tsabitatun wal-‘ilmu bihaa mutahaqqiqun khilafan li ash-shufastaiyyah’. (Hakikat sesuatu itu adalah tsabit (tetap). 

Dan pengetahuan kita tentang hakikat tadi adalah benar, berbeda dengan para sophist). 

Jadi, itu merupakan pembahasan soal epistemologi.

Aksiologi

Sumber  akidah  Islamhanya  dua  saja:  Al-Qur’an dan Hadits Mutawatir, yakni hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang yang tidak mungkin mereka sepakat untuk berdusta  dalam  meriwayatkan  hadits  itu. 

Pengertian  ini  bermakna  bahwa akidah mempunyai  sifat  keyakinan  dan  kepastian, sehingga  tidak  mungkin  ada  peluang  bagi seseorang  untuk  meragukannya. 

Pencapaian tingkat  keyakinan  ini  menekankan  bahwaakidah  Islam  wajiblah  bersumber  pada  dua  warisan  tersebut  yang  tidak  ada  keraguan sedikit  pun  bahwa  ia  diketahui  dengan  pasti  berasal  dari  Nabi,  artinya: datangnya wurud, atau sampainya kepada kita diketahui dengan pasti qath‟idari Nabi.

Indikasinya dalalah juga  harus  pasti, dengan  kata  lain,  untuk  menjadi  sumber akidah,   maka   asalnya   dan   indikasinya   haruslah   pasti   dan   meyakinkan,   tidak mengandung sebarang keraguan. 

Al-qur’am dipandang dari segi wurud, maka ia adalah pasti meyakinkan  karena  telah  ditulis  selagi  Rasulullah  masih  hidup  dan  juga  dihafal serta diriwayatkan oleh sejumlah besar sahabat yang mustahil mereka sepakat berdusta untuk  memalsukannya.

Perselisihan pun  tidak  pernah  timbul tentang  kesahihan  dan keaslian Al-Qur’an dalam kalangan umat Islam sejak dahulu hingga sekarang.

Elemen Akhlak

Ontologi

Ontologi akhlak berarti mempertanyakan apa hakikat akhlak itu. 

Untuk mengetahui hakikat akhlak setidaknya berangkat dari pengertian akhlak, dimana ada dua pendekatan untuk memahami makna akhlak, yaitu pendekatan etimologi (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan).

Epistemologi

Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai dengan para ahli tasawuf diantaranya :
Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:


                                                                    حَالً لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ لهَاَ اِلَى اَفْعَالِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَرُوِيَّةٍ
 

Artinya:

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.


Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:


    اَلْخُلُقُ عِبَارَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ فِى النَّفْسِ رَاسِخَةٍ عَنْهَا تَصْدُرُ اْلَافْعَالُ بِسُهُوْلَةٍ وَيُسْرٍمِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ اِلَى فِكْرٍ وَرُوِيَّةٍ

 

Artinya:

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

Aksiologi

Produk dari nilai Agama terkait aksiologi pendidikan Islam yaitu Pendidikan Akhlak. 

Pendidikan akhlah yang diterapkan pada setiap pendidikan merupakan proses suatu nilai yang akan ditanamkan pada setiap siswa sehingga terbentuklah Akhlakul karimah bagi setiap siswa yang kelak menjadi generasi penerus. 

Dan hal tersebut sangat berkait dengan Aksiologi Pendidikan Islam yang menekankan suatu Akhlakul Karimah

Maka dapat kita maknai bahwa nilai-nilai pendidikan Islam merupakan ciri  khas yang melekat pada aturan-aturan dan cara pandang yang dianut Agama Islam.

Elemen Fiqih

Ontologi

Landasan ontologis Ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang berhubungan dengan segala amaliah mukallaf baik yang wajib, sunah, mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas (tafshili).

Epistemologi

Epistemologi fiqih adalah bagaimana caranya mengetahui pesan–pesan syara' yang terdapat dalam Al-Qur`an dan Hadis sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai perbuatan.

Aksiologi

Sedangkan tujuan akhir (aksiologi) fikih, menurut Malik Bennabi, adalah untuk menjaga nilai-nila moral spiritual dan religius Islam.

Elemen Sejarah Peradaban Islam

Ontologi

Kata “Islam” Dalam Sejarah, Kebudayaan Dan Peradaban Menimbulkan 3 (Tiga) Pertanyaan Filosofis: 

Apakah Yang Dimaksud Islam Dalam Sejarah Islam, Kebudayaan Islam Dan Peradaban Islam Adalah:

  • Islam Sebagai Sebuah Lembaga Agama?

  • Islam Sebagai Doktrin Kehidupan?

  • Adalah Islam Sebagai Penganut Agama Islam?

Islam sebagai Lembaga Agama

  • Sebagai Lembaga Agama, Islam Diperkenalkan Oleh Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Mutholib Pada Tahun 610 M Setelah Mendapatkan Wahyu Pertamanya Di Kota Mekah.

  • Agama Islam Berkembang Dari Kota Mekah Ke Jazirah Arabia, Kawasan Asia Barat (Timur Tengah) Hingga Seluruh Asia, Afrika Utara Hingga Seluruh Afrika, Eropa Timur Hingga Seluruh Eropa, Amerika Dan Australia.

  • Fokus Kajian Penyebaran Agama Islam Ke Luar Kota Mekah Dengan Pertanyaan Siapa, Bagaiamana Dan Mengapa Agama Islam Tersebar Di Suatu Wilayah. Eksplanasi Disertai Kondisi Sosial-Politik, Ekonomi, Budaya.

  • Islam Sebagai Lembaga Agama Dilekatkan Pada Keberadaan Kesultanan Islam Sehingga Penyebaran Agama Islam Disamakan Dengan Kemunculan Kesultana Islam. Dalam Kasus Indonesia, Agama Islam Dinyatakan Tersebar Ke Pada Abad Ke13 Masehi Karena Bersandar Pada Kemunculan Kesultanan Islam Di Pasai

  • Kritik: Islam Sebagai Lembaga Agama Dijelaskan Dengan Mono Dimensi: Politik Sehingga Penjelasannya Adalah Cerita Tentang Kekerasan, Mendirikan, Mempertahankan Dan Memperluas Kekuasaan Sebuah Kesultanan Islam

  • Solusi: Islam Sebagai Lembaga Agama Dijelaskan Dalam Perspekptif Sejarah Sosial, Sejarah Budaya, Sejarah Ekonomi Dan Sejarah Politik.

Islam sebagai Doktrin Kehidupan

  • Islam Sebagai Doktrin Kehidupan Mengkaji Doktrin-Doktrin Yang Mempengaruhi Pemikiran Orang Atau Sekelompok Orang Di Suatu Tempat.

  • Ada Dialog Saling Mempengaruhi Antara Doktrin Islam Dengan Doktrin Kehidupan Sebelumnya. Untuk Kasus Indonesia Antara Islam Dengan Hindu, Budha Dan Animisme

  • Pembahasan Islam Sebagai Doktrin Kehidupan Tidak Berkait Dengan Keberadaan Sebuah Kesultana Islam. Fokus Kajian Pada Perumusan, Perkembangan Dan Penyebaran Doktrin Islam Ke Seluruh Dunia

  • Islam Sebagai Doktrin Kehidupan Merupakan Kekuatan Penggerak Kebudayaan Dan Peradaban Islam Dan Dapat Dijelaskan Dengan Sejarah Pemikiran (Intellectual History).

Islam sebagai penganut Agama Islam

  • Fokus Kajian Pada Pemeluk Agama Islam Yang Tersebar Ke Seluruh Dunia Tanpa Mengikatkan Diri Pada Keberadaan Kesultanan Atau Negara Islam.

  • Para Pemeluk Agama Islam Merupakan Pendukung Kebudayaan Dan Peradaban Islam. Mereka Mengembangkan Berdasarkan Pada Kondisi Sosial, Budaya, Ekonomi, Politik.

  • Pemeluk Agama Islam Yang Tersebar Di Seluruh Dunia Telah Memperkaya Keragaman Kebudayaan Dan Peradaban Islam

  • Islam Sebagai Pemeluk Agama Islam Dijelaskan Dengan Menggunakan Perspektif Sejarah Sosial, Ekonomi Dan Budaya 

Epistemologi

Epistemologi Sejara Peradaban Islam adalah ilmu yang membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan, sumber ilmu pengetahuan, metode ilmu pengetahuan, sertai nilai atau manfaat ilmu pengetahuan berdasarkan al-Qur'an dan Al-Sunnah.

Aksiologi

Malik Bennabi juga mengatakan, sejarah peradaban dunia mencatat bahwa kebangkitan dan kemunduran peradaban ditandai dengan moralitas. 

Ketika umat manusia sudah sepenuhnya terjerumus dalam materialisme dan meninggalkan moralitas agama, maka saat itu peradaban berjalan menuju jurang kemundurannya.

 

Demikianlah penjelasan di atas mengenai Contoh LK 3 - PRO 1 Sesi 3 Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI , semoga dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Post a Comment for "Contoh LK 3 - PRO 1 Sesi 3 Pola Pikir dan Karakteristik Disiplin Keilmuan PAI "